Tuan, kemarilah!
Akan aku beritakan sesuatu padamu 
Tentang bagaimana membekukan rindu 
Sampai membuatnya tak cair oleh pilu 

Kamu, tahu bagaimana Tuhan menciptakan rindu? 
Menciptakan setiap tetes hujan yang membuat semakin kuatnya rindu 
Dan bayangan mataku yang hanya tertuju padamu.

Aku tidak berlebihan, 
Aku, hanya beruntung bisa merindumu dengan begitu dalam. 
Karena kamu, mahakarya Tuhan yang tak pernah berhasil aku gambarkan. 
Yang membuat aku jatuh hati, setiap hari…


Apapun bentukmu,
Kapanpun kamu datang, aku tetap menyukaimu.
Apalagi, saat gerimis manis turun dipagi yang redup.
Ah, membuat pagiku jadi lebih romantis.

Katanya orang dewasa menyukai hujan,
Tapi saat hujan datang tetap saja mereka berteduh dibawah payungya,
Berteduh dibawah pohon yang rimbun dengan daunnya,
Bahkan ada yang sampai tak menampakan diri dari rumahnya.

Apakah dengan itu ungkapan dari cinta? 
 

Suatu ketika saat aku merasa telah benar-benar kehilanganmu,
Aku meminta pada Tuhan, untuk diberi teman yang setianya tak ada batas dan tandingannya.
Meminta agar aku lebih dibahagiakan lebih dari bahagia yang Dia berikan padamu.
Namun, aku tahu diri bahwa kehilanganmu adalah sebab dan salahku pribadi.
Mungkin karna itu, Dia enggan untuk mengabulkan permohonanku,
Menunda setiap doaku, agar aku merasa sakit terlebihdahulu.

Katanya, setiap apapun pasti ada sebab dan akibatnya.
Maka itu, aku biarkan apapun yang menimpamu dulu, berbalik terjadi padaku.
 
Aku tak seberuntung kamu,
Aku tak sebahagia kamu saat itu.
Aku tak beruntung memiliki sahabat kelingking sepertimu,
Aku tak sebahagia kamu saat sudah bertemu dengan orang baru.

Aku pilu,

Tapi, mungkin itu keharusan tentang apapun yang telah aku jalani dimasa lalu.


Sudah ku katakan,
Aku tidak menyerah atas apapun yang telah Tuhan takdirkan.
Aku, hanya memberi jeda pada setiapnya agar aku faham bahwa apapun tidak bisa disandingkan.
Aku tidak gemar membuatmu bahagia setiap waktu,

Tidak gemar membuatmu tenang saat sedang bersanding denganku,
Tidak gemar membuat tawamu membiru karena ulahku.
Karena, semua itu tidak bisa kau temukan saat bersamaku.
 
Agamaku pun tidak sebaik dia,
Tidak sesering dia dalam membaca kitab suci,
Tidak sekhusuk dia dalam menjalankan sembahyang lima waktu.
Tidak sebaik dia dalam mengenakan pakaian,

Hijabku belum rapi, belum bisa sepertia dia yang sudah syar’i.
Aku tidak bisa memasak makanan enak kesukaanmu,
Tidak bisa memasak makanan apapun yang bisa menyenangkanmu.
Aku pun, belum bisa menjaga diri dari para lelaki yang datang menghampiri.
Aku tidak suka berdiam diri, aku masih suka berpetualang.
Masih ingin mengunjungi tempat-tempat yang belum aku jamahi.
 
Aku tidak lembut,

Bertutur kataku pun belum baik, kadang tidak sopan pula.
Aku tidak suka membaca buku sepertimu,
Seperti dia, seperti kebiasaan yang selalu kalian lakukan bersama.
Aku tidak bisa menjadi teman curhat saat kamu membutuhkan tempat untuk berkeluh sesak.

Pendapat dan nasihatku pun tidak sebaik dan sebijak dia.
Aku tidak bisa membimbingmu dalam berbagai hal.
Aku manja, aku tak suka ruangan atau tempat gelap.
Aku alergi makan seafood,
Nanti kamu akan risih ketika bepergian denganku apalagi saat mengunjungi tempat berpantai atau hutan belantara.

Aku sering sakit-sakitan,
Kehujanan sedikit saja aku langsung menggigil dan sakit demam.
Kamu akan kerepotan saat bersamaku nanti.
Masih mau, denganku?


Hallo, hati yang selalu riuh oleh rindu kepadanya.
Riuh yang selalu aku ceritakan kepada Sang Maha Cinta.
Hati ini terlalu luas untuk hanya merasa rindu saja.

Maka dari itu aku biarkan dia merasa sedikit luka saat kamu tak menjamahnya.
Hati ini terlalu ramai untuk aku ajak diam tak merindumu seharian
Hati ini, terlalu dalam untuk aku simpan sendirian.

Tapi kamu tak perlu tahu,
Tak perlu tahu seberapa dalamnya cinta ini.
Karna kita masih bukan siapa-siapa.
Karna ada samudera didepan mata kita.
Karna, ada jeda yang harus kita lewati dengan usaha dan doa.

Aku takut,

Aku begitu terlalu takut untuk kamu ketahui keadaan ramainya hati ini.
Aku takut, bila kamu tau, kamu akan melangkah lebih jauh.
Lebih jauh dari samudera yang sudah membentang diantara kita.

Ku pikir, cukup aku saja yang merasa.
Merasa cinta yang luar biasa tanpa tahu kapan kamu juga akan merasa sama.